Kementerian PUPR Siapkan Sejumlah Langkah Antisipasi Bencana Banjir Di Indonesia

By Admin

nusakini.com--Guna menghadapi sejumlah ancaman bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) telah mempersiapkan berbagai antisipasi menghadapi bencana akibat tingginya curah hujan atau cuaca ekstrem seperti banjir dan longsor.

Dari Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), prediksi curah hujan di Nopember 2016 – Februari 2017 mencapai 400 milimeter di sejumlah daerah di Indonesia.

“Upaya antisipasi tersebut kami lakukan dengan sejumlah langkah. Pertama, melakukan pemetaan daerah rawan banjir dan bencana di seluruh Indonesia, selanjutnya kita melakukan upaya non struktural seperti Pemberdayaan Pengelola dan Komunitas Peduli Sungai, Pengaktifan Posko Banjir, Kesiapan Bahan Banjiran dan Peralatan serta Early Warning System. Sementara untuk langkah struktural dilakukan Pemeliharaan Sungai dan Prasarana Sungai. Pada saat terjadi bencana kami lakukan Quick Respon dilanjutkan kegiatan Tanggap Darurat dan Penanganan Pasca Banjir,” jelas Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR, Imam Santoso dalam jumpa pers Langkah-langkah Kementerian PUPR Dalam Antisipasi Bencana Banjir Di Indonesia di Jakarta.

Ia mengatakan upaya antisipasi bencana banjir tidak dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah namun juga harus melibatkan masyarakat terutama dalam pemeliharaan sungai dan danau. Untuk itu ia menyatakan tengah melakukan peningkatan kapasitas pemberdayaan pengelola dan komunitas peduli sungai melalui Gerakan Cinta OP (Operasi dan Pemeliharaan) sungai sebagai salah satu upaya non struktural.

“Gerakan Cinta OP ini terdiri dari Edukasi dan Aksi. Dari segi edukasi kita membuat Sekolah sungai dan penataan lingkungan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, Ditjen Cipta Karya, Dinas Perijinan Daerah, Mahasiswa, dan komunitas peduli sungai,” ujar Imam.

Selain membuat Sekolah Sungai, Imam juga menyatakan melakukan gerakan turun ke sungai untuk pemeliharaan sungai dan danau bersama TNI, Pemda, masyarakat, mahasiswa, dan komunitas peduli sungai. Menurutnya pihaknya juga sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Pembuatan Peta Rawan Banjir antara PUPR- BMKG- Badan Informasi Geospasial (BIG).

“Kita juga melakukan Pelatihan Basin Water Resources Management Modul dan Aplikasi dalam Pengendalian Banjir serta Penyegaran Petunjuk Operasi Lapangan (POL) Banjir kepada Petugas lapangan,” tambahnya. Kemudian Imam mengaku juga telah mengaktifkan posko banjir yang tersebar di seluruh Balai Wilayah Sungai seluruh Indonesia. “Di semua balai kami instruksikan piket posko banjir untuk siap siaga 24 jam, dan segera melaporkan setiap ada potensi peristiwa banjir ke kami dan ke Pemerintah Daerah setempat sebagai Early Warning System,” ujar Imam.

Dari hasil pantauan yang dilakukan, menurut Imam daerah Paling tinggi terdampak banjir selama 2019 adalah Provinsi Jawa Barat, kemudian diikuti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ia menyatakan juga memerintahkan kepada semua Balai Wilayah Sungai untuk melakukan pembukaan pintu bendung selama terjadi hujan deras untuk memperlancar jalannya aliran sungai sampai ke hilir. Sementara untuk kesiapan peralatan, Imam menyatakan telah menyebarkan sejumlah peralatan untuk menghadapi bencana banjir yang tersebar di 33 BBWS/BWS.

“Di antaranya terdiri excavator sebanyak 101 buah, amphibious excavator sebanyak 46 buah, dump truck 93 buah, mobile pump sebanyak 44 buah, perahu karet 195 buah, trailer truck 22 buah dan mobil lighting tower sebanyak 13 buah,” terang Imam.

Sebagai kesiapan penanggulangan tanggap darurat jika terjadi luapan air sungai dan jebolnya tanggul yang ada, Imam mengaku telah menyiapkan persediaan bahan banjiran yang terdiri dari Bronjong sebanyak 5500 buah, Jumbo Bag Woven 7250 buah, Geobag ukuran 1,45 x 2,35 m sebanyak 780 buah dan Geobag ukuran 1,00 x 1,35 m sebanyak 6000 buah yang tersebar di Gudang Bekasi, Kalimalang dan Porong. “Di Balai semua daerah juga sudah ada stocknya,” ujarnya.

Imam menambahkan untuk upaya struktural pihaknya melakukan penelusuran sungai. Penelusuran sungai rutin dilakukan setiap tahun, dengan prioritas pada ruas sungai perkotaan dan lahan irigasi, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi fisik dan non fisik, diantaranya kondisi fisik prasarana sungai berupa tanggul, bendung pengendali banjir, pintu-pintu air, dan prasarana lainnya.

“Penelusuran sungai dilakukan oleh teman-teman di balai, mengecek mana yang rawan terhadap longsoran dan mana yang masih kuat. Juga kondisi lingkungan bagaimana masyarakatnya apa bisa dilibatkan untuk perbaikan tanggul atau sebagainya,” katanya. Sementara untuk pemeliharaan sungai dan prasarana sungai Imam menyatakan tindakan yang disiapkan mencakup tindakan preventif, korektif, dan rehabilitatif, diantaranya pemeliharaan ruang sungai dan pengendalian pemanfaatan ruang sungai, pemeliharaan dataran banjir dan pengendalian pemanfaatan dataran banjir, pemeliharaan bangunan sungai, pemeliharaan pos dan alat pemantau kondisi hidrologi, hidroklimatologi, dan kualitas air.(p/ab)